Friday, October 21, 2011

Sambai daun paku

I would consider this recipe as my signature dish. It’s easy to make and my family loves this dish as much as I do.  But I am not sure whether it could be called as a dish but any way I call this dish “sambai daun paku”. To make this sambai. I usually need:
2 bunch of daun paku
7 to 8 asam sunti, this is a typical spice used in every household in Aceh.
6 chilies - I normally use rawit
1 sliced shallot
3 cm sliced lemongrass
1 cup grated fresh coconut
1 tea spoon u neulhe . It is actually a paste made from grinded fried grated coconut meat
Salt

Directions:

First, steam the leaves for 10 minutes and drain the excess water and leave them aside. Then, grind asam sunti, sliced shallot, sliced lemongrass, chilies using pestle and mortar into a paste. Try not to grind them smoothly, so you still can taste the texture of the ingredients. Mix the fresh grated coconut into the paste then add the U neulhe and then mix evenly.










Finally toss the Paku leaves with the coconut mixture and salt for seasoning. Served









Monday, December 28, 2009

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Apakah aq salah satu dari kelompok manusia itu?

Sunday, December 2, 2007

Sedih ya?

Kemarin aq potong rambut sekalian smoothing, biasalah...udah langganan kalo misalnya pangkas rambut jadi pendek mesti smoothing kalo gak rambut aq bisa jingrak semua naik ke atas, hahahaha. rambut panjang ada enaknya ada juga gak enaknya. rambut panjang gampang diapa-apain kalo rambut lagi gak beres tinggal dikuncir selesai urusan cuma rontok dan gerahnya ini yang gak tahan, mana aq ke kantor naek sepeda lagi...jadi tiap hari paling gak harus cuci rambut...capek deh..

jam 9.3o, aq udah nyampe di salon "Lincha" yang punya salon kebetulan orang keturunan Cina tapi kulitnya gak kayak orang Cina tapi agak coklat kayak orang Aceh juga. Gak heran hampir semua orang keturunan datang ke situ plus orang Aceh sendiri termasuk Laki-laki karena salon tidak mengkhususkannya untuk perempuan saja.

salonnya masih sepi belum ada orang satupun, kecuali satu orang staff. "Mau apa Mbak? si neng itu tanya ke' aq "mau potong rambut dengan smoothing" terus aq balik tanya " ada genset gak Mbak?" si Neng ngejawab " ada kok" aq cuma mastiin aja kalo-kalo mati lampu, biasalah kalo tinggal di negara kelas 2 begini, apa -apa harus dipastiin dari pada bete nantinya.

Si Neng yang ngerjain rambut aq namanya Lilis, anak Sunda Jawa tapi pernah tinggal dan sekolah di Peurlak, tapi harus ngungsi ke Medan sewaktu konflik dulu.

Hampir setengah dari staf salon yang pernah aq ajak ngobrol, mereka gak pernah punya mimpi untuk kerja jadi tukang gunting rambut,cream bath, bonding, dll. tapi itu lah jalan hidup, selalu gak pernah sama dengan apa yang kita pikirkan.

kerja di sebuah salon kecantikan tidaklah mudah seperti yang dipikir Lilis pada awalnya, dimulai dari imej salon adalah tempat dimana staf-stafnya bisa "dipakai", cerita tentang gay, banci, dll adalah topik yang paling favorit untuk dibahas.

Tapi lain dengan Lilis, dia berandai-andai ingin merubah imej itu dari pandangan umum orang -orang, terutama tamu laki-laki yang datang ke salon mereka. Secara pribadi dia tidak begitu suka dengan tamu laki-laki yang datang untuk cuci rambut ataupun creambath "tapi mau gimana lagi kak" jawabnya.

Pelecehan di salon tidak serta merta cuma dilakukan oleh tamu laki-laki yang datang, tapi juga dari staff perempuan salon nya sendiri. pelecehan yang paling sering terjadi adalah "body screening" itu cuma istilah yang aq buat sendiri aja karena kebanyakan laki-laki suka sekali melihat perempuan dengan mata mereka dari ujung kaki sampai dengan kepala dengan pandangan yang sangat memuakkan. Kata-kata lain yang paling sering kita dengar adalah " hei perempuan" atau " abangku kaya abang ku sayang abangku sengsara cinta melayang" itu kan indikasi kalo hampir setengah staf di salon, masih berfikir kalau perempuan yang datang ke salon itu, ya kalo gak dapat uang dari suami ya pacar...sedih ya

Wednesday, November 28, 2007

grgrrrrrrr...!!@#&

setelah baca satu artikel yang dikirim temen aq, aq langsung ngasih komentar ke adek ku, Dekna

isi artikelnya sih simple aja, dengan Syariah Islam yang diterapin di Aceh, bahwa pariwisata aceh bakal maju. Karena dengan syariat dapat menjaga "keteraturan, kesopanan dan juga kebersihan. " karena gak ada orang yang mabuk, makanya banyak orang yang mau ke Aceh" itu adalah pesan singkat dari Pak Cipta Hunai, Kepala Dinas Pariwisata NAD.

Kalo mau di bilang aman dari orang mabok mungkin betul, tapi banyak kali orang mabok di jalan raya dek di aceh,

Bersih? Hahahaha, toilet MESJID aja jorok…apa kata dunia?

Polite? i don't think so, tadi pagi aja pas ke kantor, ada anak laki-laki dia naek Honda dan dia pake jalur yang salah harusnya dia ke kanan tapi malah ke kiri, jadinya berpapasan dengan aq, aq kan selama ini ke kantor naek sepeda, lagian kan dekat walopun bang fahmi tetap temanin aq dari belakang naek Honda, trus aq bilang ke anak itu, "jangan jalan sebelah sini", trus aq jalan terus kan rupanya anak itu jawab " apa ko" rupanya didengar sama Bang Fahmi dibentak lah dia, rupanya dia lari terus, terus Bang Fahmi nyusul aq terus Tanya ama aq, " emangnya tadi kenapa cowok tu? Aq jawab " oooo, adek Cuma bilang kalo dia jangan lewat sebelah sini, itu aja…kok kenapa? " dia ngomongnya gak suka abang dengarnya" tu lah adek! Kan udah abang bilang, gak usah komentar kalo ada orang kek gitu, hampir abang berantam ama dia… adek mau abang berantam ama orang tu?, krn abang gak bisa liat orang gituan adek, bisa langsung murka abang….

Nah, itu lah dia keseharian aq selama ni dek, seru kan
Pada dasarnya aq sebisa mungkin gak pengen komentar, tapi dalam hati tu gondok pengen bilangin…tapi itu lah kejadiannya hampir tiap hari,
Perkataan perempuan dianggap sama dengan "xxxxxx"